Sakral, Terakhir Digelar 149 Tahun Lalu, Pura Buddha Hireng Desa Adat Karangasem Gelar Karya Agung

Keterangan: Paiketan Pemangku Jnana Siddhi Desa Adat Karangasem ngayah merias rambut jempana serangkaian upacara piodalan karya agung di Pura Buddha Hireng Karangasem

Penulis, I Komang Pasek Antara

InewsBaliNusa.com-Karangasem-Desa Adat Karangasem (DAK), Kelurahan/Kecamatan Karangasem akan gelar karya agung Piodalan Nyatur Rebah, Rsigana, Melaspas, Nubung Pedagingan dan Ngenteg Linggih di Pura Buddha Hireng, Jalan Gajahmada Amlapura. Puncak acara karya digelar pada Budha Cemeng kelawu, Rabu 26 Juni 2024 mendatang. 

Ketua I panitia karya yang juga Wakil Bendesa Adat Karangasem, Cokorda Alit Surya Prabawa, S.STP, mengatakan, Minggu (9/6/2024), karya agung tercatat terakhir pernah dilaksanakan Caka 1797 (tahun 1875 masehi) lalu, kurun waktu 149 tahun. Rehab terakhir palinggih dan bangunan lainnya Pura Buddha Hireng dilaksanakan pada tahun 2019 lalu.

Untuk diketahui umat, menurut penjelasan Jero Mangku Wayan Dresta, Pemangku Puseh DAK yang juga Keliang Paiketan Pemangku “Jnana Siddhi" DAK, beberapa palinggih yang ada di Pura Buddha Hireng dan sudah mengalami perbaikan fisik, berjejer dari arah barat ke timur kemudian ke selatan, yakni palinggih: Bathara Buddha (Ratna Traya), Bhatara Amitaba (Mahadewa), Bhatara Amoghasidi (Wisnu), Bhatara Wirocana (Ciwa), Bhatara Aksobya (Iswara), Bhatara Ratnasambawa (Brahma), Bhatari Sri Bajrapani, Bhatara Sri Sakyamuni, Bhatara Sri Lokeswara, Pengrurah, Apit Lawang Tengen, Apit Lawang Kiwa, Bale Paruman, Bale Pawedaan, dan Candi Gelung.  

Ida Bhatara nyejer selama tiga hari dan mesineb pada Sanicara Paing Kelawu, (29/6/2024). Yajmana karya Ida Pedanda Gede Putu Cau dari Geria Cau, Kelurahan Karangasem dan tapini Ida Pedanda Istri Keniten dari Geria Keniten, Kelurahan Karangasem, sedangkan Pedanda Buddha, Ida Pedanda Gede Swabawa Karanga dari Geria Karang Budakeling, Desa Budhakeling, Kecamatan Bebandem.  

Karya agung diawali dengan matur piuning di pura kahyangan tiga, pura maksan dan pura banjar masing-masing pada Budha Wage Menail, (22/5/2024) lalu. Selanjutnya secara terjadwal dudonan upacara sudah tersusun oleh panitia meliputi: ngias palinggih Ida Bhatara di Pura Bhudda Hireng, Nyurat Sunari, Negtegang Daging Karya, Munggah Sunari, Memenjor, Rsi Gana, Melaspas dan Nyengker Setra, nedunang Ida Bhatara Kahyangan Desa, Mepepada Wewalungan dan lainnya. 

Terkait dengan nyengker setra, Jero Mangku Wayan Dresta menjelaskan, nyengker setra akan dilakukan selama sembilan hari tanggal 21-29 Juni 2024. Apabila krama DAK ada yang meninggal saat nyengker setra, tidak diperkenankan melakukan upacara pitra yadnya dibakar di wilayah setra adat Karangasem. Hanya boleh dikubur mekingsan di pertiwi setelah matahari terbenam, tidak megegumuk dan narpana. Megegumuk dilakukan setelah nyengker setra dibuka. 

Ritual selanjutnya pada Budha Paing Wayang, (19/6/2024), Ngelungsur tirtha di enam Pura Sad Kahyangan Jagat di wilayah Bali. Pura tersebut meliputi Pura Besakih, Karangasem, Pura Gunung Agung/Pasar Agung, Karangasem, Pura Ulun Danu, Bangli, Pura Andekasa, Karangasem, dan Pura Watu Karu, Tabanan, sedangkan ngelungsur Tirtha Jatu Sidhakarya, Denpasar pada Saniscara Pon Wugu, (15/6/2024).

Ida Bhatara akan melasti kedua dua tempat yakni di segara (pantai) Ujung, Desa Dinas Tumbu, Kecamatan Karangasem pada Redite Umanis Kelawu, (23/4/2024), pukul 08.00 dan dua hari laginya, Anggara Pon Kelawu, (25/6/2024), pukul 15.00 melasti ke kelebutan (mata air) Desa Tauke, Desa Dinas Tiyingtali, Kecamatan Abang.

 Koordinator panitia seksi melasti I Made Arnawa mengatakan, melasti diperkirakan akan membludak memenuhi jalan raya menuju lokasi karena melibatkan 35 banjar, dan diperkirakan krama yang ikut melasti sekitar lebih 500 orang. Karena itu, Keliang Banjar Wiryasari Amlapura sudah merencanakan rute pengaturan dan pengemanan jalan yang akan dilalui dengan pecalang/jagabaya desa, instansi terkait seperti Polri, Dinas Perhubungan dan pihak keamanan lainnya. Saat melasti akan memundut 14 buah jempana, beberapa taulan Ida Bhatara dan perangkat upacara lainnya.

Terkait pendanaan karya yang akan menelan biaya besar, Cok Cokorda Alit Surya Prabawa yang juga Kepala Bagian Organisasi Sekretaris Daerah Kabupaten Kabupaten Karangasem menjelaskan, Perhitungan prakiraan biaya awal sesuai Rencana Anggaran Biaya kurang-lebi Rp305 juta. Dari kas desa adat ada dana sekitar Rp150 jutaan yang diantaranya bersumber dari bantuan hibah Provinsi Bali tahun 2024 dan ditambah punia dari 35 banjar masing-masing banjar sebesar Rp2 juta.

Korodinator panitia seksi penggalian dana, I Komang Budiasna, bersama anggota panitia lainnya sudah mulai bergerak cepat ke sumber-sumber dana yang bisa digali dalam bentuk punia dari masyarakat mengingat acara sudah semakin dekat. Keliang Banjar Kerti Celuk Negara Amlapura itu mengatakan, membuka seluas-luasnya untuk menampung punia dalam bentuk uang maupun barang. Punia bentuk uang atau barang dapat langsung dibawa ke Pura Buddha Hireng, Jalan Gajahmada Amlapura, atau menghubungi panitia penggalian dana. Koordinator panitia Seksi Penggalian Dana, I Komang Budiasna nomor kontak 081337957716. (Pasek Antara)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

World News

نموذج الاتصال